Sejarah Maulid Al Barzanji: Dari Kurdistan Menyebar ke Seluruh Dunia
Maulid Al-Barzanji merupakan salah satu kitab maulid yang paling populer dan tersebar luas di berbagai penjuru dunia Islam, baik di Timur maupun Barat. Kitab ini berisi riwayat kehidupan Nabi Muhammad SAW yang dilantunkan dalam bentuk syair dan prosa indah, serta telah menjadi bagian tak terpisahkan dari tradisi spiritual umat Islam, khususnya di Indonesia.
Mengenal Sang Pengarang: Sayyid Ja'far Al-Barzanji
Nama Barzanji diambil dari nama pengarangnya, seorang ulama besar keturunan Nabi Muhammad SAW dari keluarga Sa'adah Al-Barzanji yang termasyhur, bernama Sayyid Ja'far bin Hasan bin Abdul Karim bin Muhammad Al-Barzanji. Beliau lahir di Madinah Al-Munawwarah pada hari Kamis, awal bulan Zulhijjah tahun 1126 H (bertepatan dengan 1714 M).
Profil dan Keilmuan Sang Penulis
Sayyid Ja'far Al-Barzanji adalah seorang figur multidisiplin ilmu yang memiliki kedudukan tinggi dalam masyarakat Islam pada masanya.
Jabatan Keagamaan: Beliau menjabat sebagai mufti (pemberi fatwa) bermazhab Syafi'i, khatib di Masjid Nabawi, dan juga seorang qadhi (hakim) dari mazhab Maliki yang bermukim di Madinah.
Reputasi: Masyarakat mengenalnya bukan hanya sebagai seorang yang alim, tetapi juga memiliki akhlak terpuji, zuhud, dan doanya yang mustajab. Penduduk Madinah sering meminta beliau untuk berdoa memohonkan hujan pada musim kemarau.
Wafat: Beliau wafat di Madinah pada hari Selasa, 4 Sya'ban 1177 H (1766 M) dan dimakamkan di Jannatul Baqi', pemakaman utama di sebelah Masjid Nabawi.
Asal Usul dan Isi Kitab Maulid Al-Barzanji
Nama Asli Kitab
Karya tulis Sayyid Ja'far ini sebenarnya memiliki judul asli 'Iqd Al-Jawahir (Kalung Permata), atau lengkapnya 'Iqd Al-Jawhar fi Mawlid An-Nabiyyil Azhar. Namun, masyarakat lebih mengenalnya dengan nama Maulid Al-Barzanji, dinisbatkan kepada nama marga dan daerah asal leluhurnya, yaitu Barzanj di Kurdistan, Irak.
Kandungan Isi Kitab
Kitab Barzanji merupakan ringkasan Sirah Nabawiyah (sejarah kehidupan Nabi) yang disajikan dengan bahasa sastra yang sangat indah dan menyentuh hati. Secara garis besar, isinya meliputi:
- Silsilah keturunan Nabi Muhammad SAW yang mulia
- Kisah kelahiran beliau dan peristiwa-peristiwa luar biasa yang mengiringinya
- Masa kanak-kanak, remaja, dan dewasa sebelum diangkat menjadi rasul
- Pengutusan sebagai rasul, hijrah, peperangan, hingga wafatnya
- Akhlak dan sifat-sifat mulia yang dimiliki Nabi Muhammad SAW sebagai teladan bagi umat manusia
Latar Sejarah Peringatan Maulid dan Peran Barzanji
Historisitas Maulid Al-Barzanji tidak dapat dipisahkan dari momentum besar pertama kalinya peringatan Maulid Nabi dirayakan secara massal di dunia Islam.
Digagas oleh Salahuddin Al-Ayyubi
Pada masa Perang Salib, umat Islam menghadapi tantangan berat yang menguji persatuan dan semangat juang mereka. Untuk membangkitkan kembali semangat tersebut, Sultan Salahuddin Yusuf Al-Ayyubi (1137-1193 M) mengambil inisiatif dengan gagasan yang brilian. Ide ini diusulkan oleh iparnya, Muzaffaruddin Gekburi, yang telah lebih dulu mengadakan peringatan maulid secara lokal di wilayahnya.
Tujuan Strategis dan Spiritual
Salahuddin menginginkan peringatan Maulid Nabi menjadi tradisi global dengan tujuan mulia:
- Meningkatkan kecintaan umat Islam kepada Nabi Muhammad SAW
- Memupuk semangat juang dan memperkuat persatuan ukhuwah Islamiyah
- Meneladani nilai-nilai luhur dari kehidupan Nabi sebagai uswatun hasanah (teladan yang baik)
Instruksi Salahuddin pada musim haji 579 H (1183 M) berhasil membuat peringatan Maulid Nabi menyebar ke berbagai wilayah Islam dan membuahkan hasil yang sangat positif, termasuk keberhasilan merebut kembali Yerusalem pada tahun 1187 M. Kitab Barzanji kemudian hadir sebagai salah satu materi utama yang dibacakan dalam peringatan tersebut untuk mencapai tujuan-tujuan mulia ini.
Tradisi Barzanji dalam Masyarakat Muslim Indonesia
Di Indonesia, Barzanji telah mengakar kuat dalam tradisi dan budaya masyarakat Muslim, khususnya di kalangan Nahdlatul Ulama (NU). Kitab ini tidak hanya dibacakan pada peringatan Maulid Nabi di bulan Rabiul Awal, tetapi juga dalam berbagai acara kehidupan yang penting:
Upacara Siklus Hidup: Kelahiran bayi, aqiqah, khitanan, pernikahan, dan tahlilan
Acara Syukuran: Selamatan, haul, dan menyambut tamu penting
Ritual Keagamaan: Sebelum mengadakan pengajian besar atau ketika seseorang akan berangkat haji
Keberadaan Barzanji telah menjadi sarana yang sangat efektif untuk mentransfer nilai-nilai sejarah dan akhlak Nabi Muhammad SAW kepada umat dengan cara yang menarik, menyentuh, dan mudah diingat. Lantunan syair-syairnya yang indah mampu membangkitkan kerinduan dan kecintaan mendalam kepada Rasulullah SAW dalam hati setiap muslim yang mendengarkannya.
Ringkasan
| Aspek | Keterangan |
|---|---|
| Pengarang | Sayyid Ja'far bin Hasan bin Abdul Karim Al-Barzanji (1126-1177 H) |
| Asal Nama | Dinisbatkan dari daerah Barzanj, Kurdistan, Irak |
| Judul Asli | 'Iqd Al-Jawahir (Kalung Permata) |
| Bentuk | Syair dan prosa sastra yang indah |
| Fungsi Awal | Membangkitkan semangat juang umat Islam di zaman Salahuddin Al-Ayyubi |
| Penyebaran | Dari Kurdistan ke seluruh dunia Islam, termasuk Nusantara |
Kesimpulan
Maulid Al-Barzanji bukan sekadar kitab sastra biasa, melainkan sebuah warisan intelektual dan spiritual yang lahir dari kecintaan mendalam kepada Rasulullah SAW. Dari tangan seorang ulama besar keturunan Nabi, kitab ini menyebar dari Kurdistan, dihidupkan oleh semangat Salahuddin Al-Ayyubi di tengah gejolak Perang Salib, dan akhirnya menemukan rumahnya yang hangat dalam tradisi Islam Nusantara.
Hingga kini, kehadiran Barzanji terus berkontribusi dalam membentuk narasi kecintaan dan keteladanan umat Islam terhadap Nabi Muhammad SAW di seluruh penjuru dunia. Melalui syair-syairnya yang indah dan penuh makna, kitab ini tetap menjadi jembatan spiritual yang menghubungkan umat dengan sosok mulia Rasulullah SAW, mengingatkan kita akan akhlak beliau yang patut diteladani dalam kehidupan sehari-hari.