Selamat datang di Website PP. Adnan Al Charish

Kajian Wali Songo Bag. 3

PAK WALANG
Kajian ini merupakan translite dari kitab " AHLAL MUSAMAROH fi hikayatil aulia'il 'asyroh (MANISNYA OBROLAN MALAM, yang menceritakan wali sepuluh) yang disusun oleh Abul Fadlol bin Abdusy Syakur dari desa Senori, kabupaten Tuban.
Kajian ini diterbitkan setiap hari jumat
----------------------------------------------------------------------------------------------------



1.4. Raden Bondan Kejawan ( Lembu Peteng )
Yang terjadi setelah itu di kerajaan Majapahit adalah raja Brawijaya jatuh sakit.  Ia tidak dapat berjalan. Kelumpuhan telah menderanya dan tidak ada yang dapat menyembuhkannya. Hingga pada suatu hari ada seorang dukun datang dan berkata pada raja Brawijaya, "Tuan, anda tidak akan bisa sembuh dari penyakit anda ini kecuali dengan menikahi seorang wanita yang bernama Wandhan Kuning. Wanita ini berasal dari kalangan rakyat jelata yang rendah derajatnya dan sangat jelek." Dari penuturan dukun itu, hati Brawijaya tidak mempunyai keinginan untuk memperistrinya. Akan tetapi keinginannya untuk sembuh dan lepas dari penyakitnya itulah yang mendorong Brawijaya untuk tetap menikahi Wandhan Kuning. Setelah lewat tiga hari dari pernikahannya, penyakit yang diderita oleh Brawijaya mengalami perubahan. Dan hanya dengan waktu yang singkat Brawijaya sembuh dari penyakitnya dan kesehatannya kembali seperti sedia kala.
Dari perkawinannya itu, Wandhan Kuning mengandung seorang anak. Saat menginjak usia melahirkan kandungan, Wandhan Kuning pun melahirkan seorang anak laki-laki yang memiliki wajah yang tampan. Brawijaya menamainya; Bondan Kejawan. Pada waktu itu Brawijaya merasa malu kepada para menterinya dan juga kepada orang-orang penting di kerajaan karena ia memiliki anak yang lahir dari rahim seorang wanita yang derajatnya rendah, hina dan jelek. Maka dari itu Brawijaya memutuskan megeluarkan Wandhan Kuning beserta anaknya dan menyerahkannya kepada seorang petani yang hidup di desa Karang Jambu. Anak laki-laki Wandhan Kuning tumbuh dewasa dan ia memakai nama panggilan Lembu Peteng. Lembu Peteng hidup dalam keadaan yang buruk dan terhimpit kesusahan hidup karena tidak ada pekerjaan lain yang dapat ia kerjakan kecuali bertani. Ia merasa malu kepada masyarakat sekitar karena ia menjalani hidup sebagai orang yang rendah derajatnya dan jelata. Sedangkan kabar yang mengatakan bahwa ia adalah salah satu dari anak raja Brawijaya telah tersebar luas di masyarakat. Lembu Peteng pun merasa sedih karena keadaannya itu dan terus memikirkan jalan keluar dari masalah yang ia hadapi ini. Kebingungan merundung hatinya yang terjebak dalam jurang kesusahan. Akhirnya ia memutuskan untuk keluar dari desanya itu. Ia terus berkelana mengelilingi bumi hingga ia sampai di sebuah gunung yang disebut Kadieng. Kemudian ia menyepi dan menyendiri serta berriyadloh di gunung itu. Mengekang hawa nafsunya dengan sedikit makan dan minum, dan mengurangi tidur. Ia berharap dengan semua itu, kendali segala apa yang ada di pulau Jawa ini berada di tangannya dan berada di bawah kekuasaan dan kerajaannya. Lembu Peteng terus menerus menetap di gunung itu dalam waktu yang cukup lama. Hingga sebuah suara tanpa rupa berbisik kepadanya. Suara itu berkata, "Pergilah dari tempat ini! Dan carilah satu di antara guru-guru  ( Syaikh ) yang hidup di masa ini. Jika kamu telah menemukannya, maka mengabdilah padanya dan taatilah selalu perintahnya." Setelah mendengar suara itu, Lembu Peteng pun meninggalkan tempat menyepinya itu. Ia turun dari puncak gunung dan berkelana menyusuri lembah-lembah gunung, naik ke ketinggian gunung-turun hingga ke kedalaman jurang, dan bersusah melewati medan yang berat. Menjelajahi dari satu tempat ke tempat lain, dari negeri satu ke negeri lain, dan satu desa satu ke desa lain. Semua dilakukannya tanpa merasakan lezatnya makanan dan minuman serta ia tinggalkan rasa enak (nyenyak) ketika ia beristirahat dan tidur. Seraya berharap keluhuran derajat dan kemuliaan di antara manusia.
Lembu Peteng masih meneruskan perjalanannya dan berkelana mengelilingi bumi hingga ia sampai di suatu tempat yang mempunyai seorang pimpinan yang bernama Ki Tarub. Saat bertemu, Ki Tarub bertanya pada Lembu Peteng, "Jika diperbolehkan aku tahu, gerangan hal apakah yang menyebabkan kamu datang ke tempat ini hai anak muda?"
Lembu Peteng menjawab, "Saya datang ke tempat anda untuk menyerahkan diri saya dan segala apa yang saya miliki kepada anda agar saya bisa mengambil berkah dengan mengabdikan diri saya pada anda." Ki Tarub tersenyum mendengar jawaban yang diutarakan oleh Lembu Peteng. Sesaat Ki Tarub mengamati wajah Lembu Peteng. Ia manangkap dari garis muka dan sorot matanya mengatakan bahwa pemuda yang ada di hadapannya merupakan seorang anak raja. Maka dari itu, Ki Tarub mencoba mengorek informasi dengan menanyakan siapa nama pemuda itu, siapa nama orang tuanya, dan dari mana ia berasal. Lembu Peteng menjawab, "Nama saya Lembu Peteng. Saya anak dari seorang wanita yang bernama Wandhan Kuning dari desa Karang Jambu". Dari penuturan Lembu Peteng, Ki Tarub teringat bahwa raja Brawijaya pernah mempunyai seorang istri yang bernama Wandhan Kuning. Ki Tarub juga ingat dengan apa yang terjadi pada Brawijaya dan istrinya tersebut. Dan bahwa Brawijaya membuang istrinya itu serta anaknya hingga akhirnya anak Brawijaya tersebut berhadapan langsung dengan Ki Tarub.
Ki Tarub menerima kedatangan Lembu Peteng dengan penuh kegembiraan. Dikatakan pada Lembu Peteng, "Anakku, kedatanganmu adalah untuk mengabdi kepadaku. Maka lakukanlah dengan penuh kesungguhan, keinginan yang kuat dan apa yang kamu lakukan niatkanlah untuk mendapatkan apa yang kamu inginkan. Yakni kekuasaan kehormatan."
Lembu Peteng menjawab, "Saya dengar dan patuhi perintah anda. Memang itulah tujuan dan maksud yang saya inginkan dan juga impian yang selalu saya angan-angankan. Uluran tangan Tuan untuk menerima pengabdian saya, sungguh merupakan kebahagiaan yang sangat besar. Saya selalu mengharap berkah dari do'a tuan ".
Waktu terus berjalan. Lembu Peteng terus menerus mengabdi kepada Ki Tarub siang dan malam. Dengan terus mengabdi, ia tetap melakukan Riyadloh atau Tirakat. Ki Tarub kagum terhadap ketaatan dan pengabdian Lembu Peteng. Dan Ki tarub pun sangat menyukainya. Hingga suatu saat Ki Tarub memanggil Lembu Peteng dan bekata kepadanya, "Anakku, bersediakah kamu jika aku nikahkan kamu dengan anakku yang bernama Nawang Sih?"
Lembu Peteng menjawab dengan penuh kesopanan, "Saya mendengar dan mematuhi perintah tuan dengan senang hati dan dengan segala penghormatan" Begitulah kiranya peristiwa yang dialami oleh Lembu Peteng.
Dari cerita Raden Lembu Peteng (Bondhan Kejawan) di atas, dapat di ambil hikmah bahwa seyogyanya generasi muda sekarang memiliki cita-cita yang tinggi dan luhur. Dan tidak hanya itu, generasi muda sekarang harus rela meninggalkan kelezatan makanan dan minuman. Serta harus bersedia meninggalkan nyenyaknya tidur di atas alas yang empuk (bersedia bersusah payah). Dengan tujuan mencari derajat yang luhur dan bersungguh-sungguh pula dalam mencapainya. Karena upah yang didapat oleh seseorang itu berdasarkan jerih payah yang ia lakukan. Begitu pula dengan derajat luhur dapat diperoleh dengan adanya usaha yang keras. Seperti yang telah dikatakan oleh seorang penyair dalam syairnya;

Derajat yang luhur dapat diperoleh dengan kerja keras,
Maka barangsiapa yang menginginkan derajat yang luhur, hendaknya ia selalu terjaga di waktu malam.

Jika engkau menginginkan derajat yang luhur akan tetapi pada malam hari selalu dalam keadaan tidur,
Maka seperti halnya orang yang menyelam di dasar laut untuk mencari mutiara.

Luhurnya derajat terletak pada cita-cita yang tinggi,
Dan luhurnya derajat seseorang terletak pada keterjagaan setiap malam.

Janganlah pernah merasa takut pada kesusahan yang mensera setiap hari,
Jika engkau memang berniat untuk mencari keluhuran.

Barangsiapa yang mencari derajat yang luhur tanpa bekerja keras dan bersusah payah,
Maka orang itu telah menyianyiakan umurnya untuk mencari sesuatu yang tidak mungkin adanya.

Wallohu A'lam, Hanya Alloh SWT yang Maha Mangetahui.

Post a Comment

Cookie Consent
We serve cookies on this site to analyze traffic, remember your preferences, and optimize your experience.
Oops!
It seems there is something wrong with your internet connection. Please connect to the internet and start browsing again.
AdBlock Detected!
We have detected that you are using adblocking plugin in your browser.
The revenue we earn by the advertisements is used to manage this website, we request you to whitelist our website in your adblocking plugin.
Site is Blocked
Sorry! This site is not available in your country.