MUHAFADHOH APA TAHLILAN?
“Ngel...Gimana? Udah siap?”.
Kang Santri yang akrab dipanggil Israngel, karena suka mbantah tersentak kaget, suara itu membuyarkan lamunannya.
“Eh...Kamu Mob, Apanya yang siap?!, baru juga mulai menghafal”.
“Terus nanti gimana kamu setorannya, Ngel??”. Tanya Brimob lagi.
“Wallahu A’lam, Mob”. Jawabnya dengan lirih
Sejak sore tadi Israngel memang kelihatan murung, tidak seperti biasanya yang selalu ceria. karena malam ini siswa kelas satu Aliyah wajib setoran al Fiyah 50 bait, sedangkan ia separo bait saja belum apal. Dia lagi mikirin strategi untuk menghadapi pak Ustadz malam ini.
“Hai...monyet, Ayo!!!, Udah bel dari tadi, nanti malah kena semprot, lho!, bengong terus”. Kata Brimob, sambil menarik tangan Israngel.
Sampai di ruang takror, serambi Mushola sebelah utara, israngel melihat teman-temannya sudah pada berkumpul, Ia lalu duduk paling belakang dengan tawakkal dan pasrah menerima segala yang bakal dia terima.
Setelah beberapa lama tiba gilirannya maju. Di hadapan pak Ustadz ia terdiam beberapa lama. “Ayo mulai!!!” bentak pak Ustadz geram melihatnya hanya berdiri tertunduk tanpa mengucapkan apa-apa.
“Bis...Bis...Bismilla...hirrohma...nirrohim..., Subhanalloh, wal Hamdulillah, wa la`ilaha illallah, Allahu Akbar...” Terus saja ia mengulang-ulang ucapan itu, matanya terpejam tanpa mempedulikan pak ustadz yang heran dan bingung melihat apa yang dilakukannya.
Mendadak “stop, tunggu tunggu! tunggu ...!, kamu ini setoran apa tahlilan Ngel?! Kalo mau tahlihan bukan di sini tempatnya, sono di kuburan!. Kenapa kamu malah baca tahlil kayak mbah modin gitu? Mana apalanmu?” kata pak ustadz sambil menjewer kuping Israngel.
“Maaf pak, saya nggak apal sama sekali”
“Nggak apal?!!”
“ii..iya, maaf pak, saya memang salah, saya nggak apal. Tapi kan pak, dalam kitab-kitab fiqh itu dijelaskan, jika ada orang shalat dan dia nggak apal Fathihah, kan boleh diganti dengan dzikir. Nah dalam syariat aja ada keringanan, masak saya nggak boleh dzikir jika saya nggak apal al Fiyah pak?”
Pak ustadz terdiam, “Sudah sudah!!, sana kembali!” perintah Pak Ustadz akhirnya, sebab beliau bingung gimana jawabnya.
“Yes!!, Yes!!, Yo iki manfangate melu musyawaroh, he…he…” Pikir irangel dalam hati
By. Kang Santri
About the Author
kang sholeh adalah salah satu WNI. Lahir di Tuban, 16 Januari 1985 dan sekarang bertempat Tinggal di Jl. KHR. Moch Rosyid No 556 Ngumpakdalem Dander Bojonegoro.