Kajian ini merupakan translite dari kitab " AHLAL MUSAMAROH fi hikayatil aulia'il 'asyroh (MANISNYA OBROLAN MALAM, yang menceritakan wali sepuluh) yang disusun oleh Abul Fadlol bin Abdusy Syakur dari desa Senori, kabupaten Tuban.
Kajian ini diterbitkan setiap hari jumat
----------------------------------------------------------------------------------------------------
1.13. Wafatnya Maulana Ishaq
Setelah
dalam jangka yang begitu lama bersembunyi di dalam hutan dan di antara
gunung-gunung dan bukit-bukit, Maulana Ishaq memutuskan untuk kembali ke daerah
asalnya, Pasai di pulau Sumatra dan berkumpul dengan istri dan dua anaknya.
Kepada kedua anaknya, ia bercerita bahwa anak laki-laki dari paman mereka
berada di pulau Jawa. Yang menetap di desa Ampel, daerah Surabaya, yang bernama
Sayyid Rahmad. Diceritakan kepada dua anaknya bahwa Sayyid Rahmad adalah
termasuk orang pertama yang menjalankan syari'at agama islam di pulau Jawa.
Bahwa ia adalah Imam bagi kaum
muslim, juga bagi para Wali dan Sholih
(orang yang selalu berbuat baik). Ia mengajarkan kepada orang tentang ilmu Syari'at, Thoriqoh (Tarekat), dan Ma'rifat.
Tak lama
setelah kepulangannya ke daerah asalnya. Hanya berselang beberapa hari, ada
sebuah pendapat yang mengatakan tujuh hari, Sayyid Maulana Ishaq berpulang ke
rahmatulloh. Para 'Alim dan Wali datang untuk mensholatinya. Setelah
mensholatinya, mereka mengantarkan jenazah Sayyid Maulana Ishaq ke Maqbaroh (taman pemakaman) yang
disebut dengan Taman Sari. Kepada
Sayyid Maulana, saat itu, banyak yang membacakan Sholawat atas Rosulloh SAW,
Tasbih, Tahmid, Tahlil, dan juga bacaan ayat-ayat suci Alqur'an, yang pahalanya
dihadiahkan kepada beliau. Jenazah Beliau dikebumikan di taman pemakaman tersebut.
Semoga selalu terlimpah rahmat Tuhan yang Maha Mengasihi kepada Beliau. Dan
semoga tak henti-hentinya awan RidloNya tercurah dan menaungi Beliau. Inilah
(akhir) dari cerita Sayyid Maulana Ishaq.
Putra
Sayyid Maulana Ishaq, Sayyid 'Abdul Qodir dan Sayyidah Sarroh (Sarah)., mereka
berembug bersama tentang langkah apa yang akan mereka ambil setelah wafatnya
ayahanda mereka. Akhirnya diputuskan bahwa mereka akan berkelana mengelilingi
bumi. Mereka pun menjalankan keputusan mereka. Bejalan menyusuri bumi,
mendatangi tempat-tempat yang kosong dan juga memasuki kota-kota atau
kerajaan-kerajaan. Hingga mereka sampai di daerah 'Adan. 'Adan adalah sebuah daerah di daratan Arab (Timur Tengah).
Di 'Adan mereka menetap untuk beberapa hari. Kemudian mereka menumpangi sebuah
kapal yang berlayar dengan tujuan ke daerah Keling
selama sebelas hari. Kapal yang mereka tumpangi itu akhirnya sampai di Keling
dan merapat di pelabuhan. Di daerah Keling mereka menetap selama satu bulan.
Kemudian perjalanan mereka dilanjutkan dengan menaiki sebuah kapal yang
berlayar ke pulau Jawa. Mereka menaiki kapal itu hingga merapat di daerah Juwana. Juwana merupakan pelabuhan yang
terkenal pada saat itu. Mereka keluar dari kapal dan meneruskan perjalanan
mereka ke arah Surabaya. Mereka ingin menuju ke desa Ampel. Setelah sampai di
Ampel, mereka bertanya kepada orang-orang tentang letak rumah Sayyid Rahmad.
Kepada mereka ditunjukkan sebuah rumah yang dihuni oleh Sayyid Rahmad, anak
paman mereka.
Setelah
mereka menemukan rumah Sayyid Rahmad, mereka berucap salam dan dijawab oleh
Sayyid Rahmad. Kemudian Sayyid Rahmad menanyakan kepada mereka perihal nama,
daerah asal, dan orang tua mereka. Sayyid Abdul Qodir menjawab, "Nama saya
Abdul Qodir dan ini saudara perempuan saya bernama Sarah. Kami berasal dari
daerah Pasai di pulau Sumatra. Ayah kami bernama Sayyid Maulana Ishaq yang
sekarang telah berpulang ke rahmatulloh. Semasa hidupnya, beliau pernah
menceritakan kepada kami bahwa kami memiliki seorang kerabat yang menetap di
sebuah desa di Surabaya, di pulau Jawa yang menjadi seorang Imam kaum muslim di desa tersebut."
Sayyid
Rahmad Berkata, "Ternyata kalian adalah saudaraku. Ayah kalian adalah
saudara ayahku." Lalu mereka saling peluk dan menangis haru karena sangat
bahagia.